Dinamika Self Concept Dalam Perspektif Psikologi Islam
Abstract
The purpose of this research is to determine the importance of understanding self-concept in developing a person's identity, including personality, experiences and social status, Self-concept also helps individuals to understand their inner beliefs and values. Self-concept is our overall perception of ourselves, including physical, social, and psychological aspects, based on our experiences and interactions with other people. A student's self-concept is very important in knowing their talents and solving problems both at school and outside of school, this also has a direct impact on students' learning motivation. Religion uses this as a tool of self-psychology and the existence of an expression that is observed by others can be called personality or morality. This research uses a literature review method which carries out analysis from various sources, including scientific papers, journal reviews. This research assessment method was carried out qualitatively, which means the author collected data in text form which was then analyzed descriptively. This research highlights the importance of self-concept in an Islamic psychology perspective highlighting the importance of understanding and studying self-concept in individuals.
References
Dewi, F. N.R. (2021). Konsep diri pada masa remaja akhir dalam kematangan karir siswa. Journal of Guidance and Counseling 5 (1), 46–62.
Farah, M., Suharsono, Y. & Prasetyaningrum, S. (2019). Konsep diri dengan regulasi diri dalam belajar pada siswa SMA. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan 7 (2), 171–83.
Fitri, H. U. & Kushendar, K. (2021). Konsep diri positif melalui pemaknaan hijrah generasi milenial dilihat dari perspektif pendekatan konseling humanistik. Bulletin of Counseling and Psychotherapy 3 (1), 10–17.
Fitriana, L.A. & Novitasari, N. (2019). Konsep diri mahasiswa berhijab syar'i di IAIN Surakarta. Academica: Journal of Multidisciplinary Studies 3 (1), 159–74.
Fitriyani, N. (2019). Pengembangan media pembelajaran audio-visual powtoon tentang konsep diri dalam bimbingan kelompok untuk peserta didik Sekolah Dasar.” Jurnal Tunas Bangsa 6 (1), 104–14.
Hafizallah, Yandi, & Husin, S. (2019). Psikologi Islam: sejarah, tokoh, dan masa depan. Psychosophia: Journal of Psychology, Religion, and Humanity 1 (1), 1–19.
Hartati, R. (2018). Hubungan antara religiusitas dengan self concept pada ibu bekerja yang memiliki balita.
Hendri, H. (2019). Peran pola asuh orang tua terhadap pembentukan konsep diri pada anak. At-Taujih: Bimbingan Dan Konseling Islam 2 (2), 56–71.
Herawati, Icha, & Hidayat, A. (2020). “Quarterlife crisis pada masa dewasa awal di Pekanbaru.” Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi 5 (2), 145–56.
Nasrudin, Endin, & Jaenudin, U. (2021). Psikologi Agama dan Spritualitas: Memahami perilaku beragama dalam perspektif psikologi.
Ninin, R. H. (2019). Diri religius: Suatu perspektif psikologi terhadap kepribadian akhlaqul karimah. Psikis: Jurnal Psikologi Islami 5 (1), 1–12.
Saputra, Adi. (2020). Pembentukan konsep diri remaja melalui penanaman nilai-nilai keislaman.” Al-Hikmah 18 (2), 151–56.
Saputra, S., Arda, R., Hariyadi, A., & Sarjono, S. (2021). Pengaruh konsep diri dan reward terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewirausahaan. Jurnal Educatio Fkip Unma 7 (3), 1046–53.
Saputro, S., Adi, Y., & Sugiarti, R. (2021). Pengaruh dukungan sosial teman sebaya dan konsep diri terhadap penyesuaian diri pada siswa SMA kelas X. Philanthropy: Journal of Psychology 5 (1), 59–72.
Umam, K., & Muhid, A. (2021). Sisi negatif game online perspektif islam dan psikologi islam. Psikoislamedia: Jurnal Psikologi, 5 (2), 153.
Wahidah, E. Y. (2019). Resiliensi akademik perspektif psikologi islam. 1,11–140.
Wijaya, R. B. A. (2021). “Konsep diri pada masa dewasa awal yang mengalami maladaptive daydreaming.” Al-Qalb: Jurnal Psikologi Islam 12 (2), 179–93.
Zulkarnain, I. & Sakhyan, A. (2020). Membentuk konsep diri melalui budaya tutur: Tinjauan Psikologi Komunikasi. Puspantara.
Zuraida, Z. (2019). Konsep diri pada remaja dari keluarga yang bercerai. Jurnal Psikologi Kognisi 2 (2), 88–97.